Tanah Datar, Lensaexpo.com
Setiap kali mendekati pemilu, para calon kepala daerah atau anggota legislatif mengumbar janji manis kepada masyarakat. Tidak jarang juga sebagian dari mereka menebar amplop berisikan uang atau bingkisan sembako. Secara sadar mereka telah melakukan politik uang, sebuah praktik koruptif yang akan menuntun ke berbagai jenis korupsi lainnya.
Politik uang (money politic) merupakan upaya memengaruhi pilihan pemilih atau penyelenggara pemilu dengan imbalan materi atau yang lainnya. Dari pemahaman tersebut, politik uang adalah salah satu bentuk suap.
Praktik ini akhirnya memunculkan para pemimpin yang hanya peduli kepentingan pribadi dan golongan, bukan masyarakat yang memilihnya. Dia merasa berkewajiban mencari keuntungan dari jabatannya, salah satunya untuk mengembalikan modal dalam kampanye.
Akhirnya setelah menjabat, tentu akan melakukan berbagai kecurangan, menerima suap, gratifikasi atau korupsi lainnya dengan berbagai macam bentuk. Tidak heran jika politik uang disebut sebagai induknya korupsi.
Tokoh masyarakat Tanah Datar, Muhammad Idrus, Selasa (27/6/2023) di Batusangkar mengatakan, ” bahwa politik uang telah menyebabkan politik berbiaya mahal. Selain untuk jual beli suara, para kandidat juga harus membayar mahar politik kepada partai. “
” Tentu saja, itu bukan hanya dari uangnya pribadi, melainkan donasi dari berbagai pihak yang mengharapkan timbal balik jika akhirnya terpilih. Perilaku ini biasa disebut investive corruption, atau investasi untuk korupsi.
” Stop politik uang, jika kita berharap pemimpin, anggota legislatgif yang berkualitas. Jika saja pemilih mau menentukan pilihannya karena dibayar Rp.100 ribu. Coba kita bandingkan nilai suara kita bila dibagi, Rp. 100 ribu tersebut untuk 5 tahun, perbulannya hanya Rp.20 ribu dan perharinya cuma Rp.55,5. Bayangkan nilai itu lebih murah dari bayaran masuk ke toilet umum,” kata M Idrus.
Muhammad Idrus ini juga seorang Konsultan Calon Legislatif dan Calon Wali Nagari.
Idrus berharap ” Pemimpin legeslatif dan Wali Nagari benar – benar muncul Seorang yang mampu mengayomi masyarakat dan berani melahirkan Ranperda dan Pernag tentang tidak boleh nya ada Rentenir beredar di Nagari tersebut. Tentu harus mampu membuat terobosan untuk meningkatkan perekonomian di Masyarakat ” imbuhh Idrus. (Yen)
Komentar